Monday 12 December 2016

[Book Review] Landline - Rainbow Rowell

Source : Goodreads
Title : Landline 
Author : Rainbow Rowell
Published by St. Martin’s Press, 2014 
Price: IDR221.000,00
310 pages 
Softcover
ISBN :978-1-250-06430-1 

Georgie McCool knows her marriage is in trouble. That it’s been in trouble for a long time. She still loves her husband, Neal, and Neal still loves her, deeply—but that almost seems beside the point now.

Maybe that was always beside the point. Two days before they’re supposed to visit Neal’s family in Omaha for Christmas, Georgie tells Neal that she can’t go. She’s a TV writer, and something’s come up on her show; she has to stay in Los Angeles. She knows that Neal will be upset with her—Neal is always a little upset with Georgie—but she doesn’t expect him to pack up the kids and go without her.

When her husband and the kids leave for the airport, Georgie wonders if she’s finally done it. If she’s ruined everything.

That night, Georgie discovers a way to communicate with Neal in the past. It’s not time travel, not exactly, but she feels like she’s been given an opportunity to fix her marriage before it starts.... 
Is that what she’s supposed to do?

Or would Georgie and Neal be better off if their marriage never happened?
***

Dalam rangka menyambut bulan Desember (yang sebenarnya sudah lewat hampir dua minggu), saya pengin bikin postingan berseri mengenai buku-buku yang cocok untuk dibaca di bulan ini. You know, those with winter and Christmas vibes.

Saya selalu suka bulan Desember, meskipun bukan bulan lahir saya, entah kenapa. Mungkin karena dari kecil tiap Desember selalu tayang film-film bagus, yang akhirnya bikin saya sukaaaa banget film-film dengan tema Natal dan lagu-lagu yang punya sentuhan bells and chimes. Tahun lalu, saya sudah menulis postingan tentang winter movies favorit saya, jadi sekarang saya mau nulis beberapa review buku yang bertema Desember. Iya, saya akan buat review buku-buku tersebut secara terpisah. Tapi, berhubung belum banyak baca buku dengan tema ini, saya akan bikin dan pilih-pilih sambil jalan, jadi tidak pasti akan ada berapa review yang saya tulis. Mungkin seminggu sekali, atau dua minggu sekali hahaha. Let’s just see how many books I find in a month.

Nah, kali ini saya akan ulas Landline karya Rainbow Rowell.

Tidak banyak novel (khususnya dengan tema romance) yang bikin saya pengin lihat versi filmnya. But this one, guys, I just have to see the characters come to life! And I immediately thought of Tom and Gio Fletcher as my dream casts! Hehe.  
(Anyway, Saya suka banget sama pasangan ini, dan langsung kebayang aja kalau mereka cocok jadi Georgie dan Neal karena mereka selalu terkesan kayak “common people” despite their fame, terus kalau lihat video-video mereka yang main ukulele kayak manis banget gitu hahaha, bukan semata-mata public display affection. Yah, gitu deh pokoknya. Mari lanjut ke review.)

Ceritanya ringan, hangat, dan manis, cocok banget buat musim dingin (atau dalam kasus kita orang-orang yang tinggal di negara beriklim tropis, musim hujan—sambil minum cokelat panas dan makan martabak keju susu. Yha).


***
“You don’t know when you’re twenty three. You don’t know what it really means to crawl into someone else’s life and stay there.”
Georgie dan Neal sudah lama hidup bersama. Mereka menikah sejak keduanya berumur 23 tahun dan telah memiliki dua orang anak. Tentunya, kehidupan pasca pernikahan berbeda dengan masa-masa mereka pacaran karena keduanya adalah pribadi yang sangat berbeda. Georgie memiliki ambisi untuk memiliki program sendiri di stasiun TV tempatnya bekerja. Sedangkan Neal yang tidak penar-benar mencintai pekerjaannya, bersedia untuk tinggal di rumah untuk mengasuh anak-anak mereka.

Sebetulnya Georgie dan Neal sudah memiliki beberapa masalah yang disebabkan karena komunikasi mereka yang buruk—Georgie selalu pulang cukup larut hingga terlalu lelah untuk berdebat dan Neal pun membiarkannya. Sampai puncaknya, Georgie membatalkan kunjungan ke rumah orang tua Neal demi program barunya di stasiun TV. Neal marah dan meninggalkan Georgie untuk bekerja selama pekan natal dan membawa anak-anaknya.

Saat itulah Georgie menyadari bahwa ia telah melakukan kesalahan besar—ia tak yakin apakah kesalahannya adalah ketika ia memutuskan untuk tetap bekerja dan tidak ikut mengunjungi Ibu Neal, atau jauh lebih lama dari itu, yaitu ketika dia memutuskan untuk menikah dengan Neal.

Hari-hari menjelang Natal dilalui Georgie dengan penuh tekanan, ia merasa kacau dan was-was, karena Neal sama sekali tidak menghubunginya—dia tetap menelepon anak-anaknya, tapi dia tidak pernah punya kesempatan untuk berbicara atau sekedar menyapa Neal. Kedekatan Neal dengan satu-satunya mantan pacarnya juga membuat Georgie khawatir.

Sampai akhirnya, telepon di rumah orang tua Georgie menghubungkannya dengan Neal... 15 tahun yang lalu. Ya, Georgie dapat berkomunikasi dengan suaminya di masa lalu, beberapa waktu sebelum mereka menikah. Akankah Georgie dan Neal dapat memperbaiki hubungan mereka? Atau, mungkinkah komunikasi Georgie dengan Neal di masa lalu justru mengubah hal-hal yang telah terjadi saat ini?


***
Saya jarang baca buku yang tokoh-tokohnya sudah menikah, karena saya merasa kurang bisa relate dengan cerita yang demikian, tapi menurut saya, buku ini memberikan insight mengenai kehidupan pernikahan, bahwa marriage life is not all rainbow and sunshine. Dua orang yang berkomitmen untuk hidup bersama, dapat berubah seiring berjalannya waktu, dan mereka tidak pernah 100 persen tahu apa yang dirasakan satu sama lain apabila memang tidak ada komunikasi.
“How does anyone ever know whether love is enough? It’s an idiotic question. Like, if you fall in love, if you’re that lucky, who are you to even ask whether it’s enough to make you happy?”

“Just because you love someone, that doesn’t mean your lives will fit together.”

“Nobody’s lives just fit together. Fitting together is something you work at. It’s something you make happen—because you love each other.”

Family? Checked.
Relationships? Checked.
Heartwarming scenes? Checked.
THERE IS A LITTLE BIT OF MAGIC, TOO. 
Aren’t those the perfect formula for Christmas stories?

Dengan jalan cerita yang sederhana dan bisa dibilang mundane—apabila bukan karena magic landline di rumah Georgie—Rainbow Rowell mampu menghadirkan kisah yang manis dan membekas bagi pembaca. Tokoh-tokohnya dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, bahkan bisa jadi beberapa orang membayangkan itu adalah diri mereka sendiri ;)

Alurnya maju mundur, sesuai dengan tema yang diangkat, dengan perpindahan yang cukup mulus. Well, saya lebih suka percakapan Georgie dengan Neal di telepon, sih, mereka manis banget! Neal yang "sekarang" terkesan lebih bitter dan tidak menyenangkan. Saya pengen jelasin lebih banyak di sini, tapi pasti bakal spoiler. Jadi, silakan nikmati sendiri kisah mereka.

Oh ya, saya suka banget penggambaran Neal bagi Georgie :

“Neal didn’t take Georgie’s breath away. Maybe the opposite. But that was okay—that was really good, actually, to be near someone who filled your lungs with air.”
Bagi kalian yang penasaran dengan Landline tapi sudah kesulitan menemukan bukunya atau ingin baca versi Bahasa Indonesia, Penerbit Spring sudah menerbitkan terjemahannya yang bisa didapatkan di toko buku seluruh Indonesia. 3.5 dari 5 bintang.

No comments:

Post a Comment